Anime Comments Pictures

Superman

Senin, 21 Oktober 2013

Saatnya Pers Indonesia Bangkit (Resume Menggugat Pers dan Negara karya Amir Effendi Sirregar)

Media Indonesia saat ini lebih dipengaruhi oleh siapa pemilik media tersebut. Beberapa media lebih mengunggulkan suatu partai politik tertentu, sesuai dengan partai pemilik media. Selain penggunaannya untuk partai politik tertentu, media saat ini masih terkungkung dengan kepentingan pihak-pihak tertentu. Berbagai berita dikemas secara apik sesuai dengan permintaan beberapa pihak. Namun, hal itu bukanlah kesalahan mutlak media. Di sisi lain, negara juga turut ambil bagian dalam kesalahan besar ini. Negara sebagai pembuat peraturan, serta pemerintah yang membiarkan kesalahan tersebut terjadi.
Selain kepemilikan media yang masih terkonsentrasi dan kebebasannya yang masih terbatas, media di Indonesia belum menyebar secara merata. Hanya wilayah-wilayah tertentu saja yang mendapatkan informasi melalui media dengan mudah. Kesulitan dalam mendapatkan informasi dari media begitu terasa jika kita berada di luar Pulau Jawa, terutama wilayah Indonesia bagian tengah hingga timur. Hal ini dikarenakan sistem informasi media yang masih terpusat pada satu wilayah saja, yakni Jakarta. Tidak heran jika kemudian muncul anggapan, bahwa media hanya milik kaum elit dan lebih untuk kepentingan pribadi. Kepentingan umum masyarakat dikesampingkan demi terpenuhinya kepentingan individu maupun kelompok.
Jika kita cermati secara seksama, bahwa kebebasan pers rakyat Indonesia belum tercapai secara maksimal. Peran negara sebagai regulator yang membuat berbagai peraturan media, peran pemerintah yang seharusnya dapat memberikan sanksi kepada media dan pemiliknya yang melakukan pelanggaran, serta fungsi dewan pers yang belum berjalan sebagaimana mestinya. Mengingat bahwa tahun 2013 hingga tahun 2014 adalah tahun politik, seharusnya semua pihak yang berkaitan dapat menjalankan kewajibannya masing-masing, sehingga tidak terjadi keberpihakan media dengan oknum politik. Ke-netral-an media sangat dibutuhkan, sehingga politik yang demokrasi dapat terwujud untuk tatanan Indonesia yang lebih baik.
Selain intropeksi pada lemabaga media, regulator, serta dewan pers, sudah saatnya Pers Indonesia kembali menilik dirinnya masing-masing serta meningkatkan kualitas kerja. Keseragaman yang terjadi pada berbagai informasi, menunjukkan bahwa media Indonesia saat ini mengalami kondisi yang stagnan. Penegakkan hukum harus dilakukan oleh Kementrian Kominfo, KPI, dan Bapepam-LK, tidak hanya media elektronik, namun juga harus di berikan secara tegas kepada media cetak. Sehingga kekuasaan kapitalis, politikus, tidak menguasai semua elemen negara.



Kamis, 10 Oktober 2013

Senja di Fisipol



Menunggu senja adalah sesuatu yang biasa, namun menantinya di FISIPOL UGM adalah sesuatu yang berbeda. Berbeda bukan hanya karena suasananya, melainkan juga karena kemegahan dan keistimewaan setiap bangunan di fisipol. Selain itu mahasiswa Fisipol yang datang dari berbagai daerah, mampu saling menghargai dan membaur menjadi satu. Meski demikian mereka tetap menjadi diri mereka masing-masing dengan prinsip dan karakteristik yang berbeda.
Setiap waktu, pagi, siang hingga sore hari bahkan terkadang malam hari, fisipol selalu terlihat sibuk dengan perkumpulan. Hawa sejuk menunggu senja, menjadikan berbagai tempat menjadi strategis untuk berkumpul, seperti kantin, tangga gedung BA, selasar barat, GKU, dan tempat lainnya. Hanya sekedar menghabiskan waktu luang, berbagi cerita, adu argumen, diskusi pelajaran, wifi gratis, atau makan dan gosip. Suasana ini yang membuat fisipol terasa berbeda dengan fakultas yang lainnya. Diantara kemegahan gedung dan lingkungan yang asrinya, fisipol juga menunjukkan telah siap untuk menerima mahasiswa difabel. Hal ini di tunjukkan dengan adanya jalan khusus untuk memudahkan pengguna kursi roda.  Ini juga merupakan salah satu bukti, bahwa fisipol menjunjung konsep untuk saling menghargai diantara perbedaan.
Semakin sore, fisipol tidak semakin sepi, adanya acara YOGMAKUSTIK yang merupakan UKMF musik fisipol turut menemani penantianku menunggu senja di fisipol.  Meski datang dari berbagai daerah, dengan aneka logat dan kebudayaan, semua membaur menjadi satu. Inilah yang menjadi salah satu filosofi  adanya selasar barat. Salah satu bangunan baru fisipol ini, di kultuskan dapat menjadi cerminan bhineka tunggal ika dalam fisipol. Berbagai jurusan, daerah, angkatan, semua dapat membaur menjadi satu untuk berdiskusi ataupun mengadakan suatu acara bersama.
Fisipol satu, namun dalam kesatuannya tetap fisipol selalu beranekaragam. Keanekaragaman inilah menjadikan fisipol sebagai salah satu fakultas yang saling menghargai, melengkapi, dan tetap teguh dalam prinsip masing-masing. Sehingga tidak heran, dimanapun anak fisipol UGM berada, ada rasa berani untuk berbeda dengan pendapat pada umumnya. Berani berbeda, berani menunjukkan siapa dirinya. Seiring banyaknya kelas yang keluar, semakin banyak pula perkumpulan yang diadakan. Seiring senja menghilang, bersamaan datangnya mega merah.

Senin, 07 Oktober 2013

Hulondhalo Lipu'u


Setiap ada seseorang menyebut Gorontalo, jiwaku merasa terpanggil, aku merasa bagian di dalamnya.
Tahun 1889, Gorontalo di jajah oleh Belanda dan di sebut sebagai Rechtatreeks Bestuur. Gorontalo merupakan salah satu daerah yang terlebih dahulu merasakan kemerdekaannya sebelum Indonesia, di bawah kepemimpinan Nani Wartabone, yakni pada 23 Januari 1942. Namun baru pada 22 Desember tahun 2000 pemerintah pusat memutuskan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo resmi berdiri dengan dilantiknya Drs. Tursandi Alwi, S.H., M.M. sebagai Pejabat Gubernur. Awalnya pemekaran ini hanya sebuah ide yang di deklarasikan pada 23 Januari 2000 di Stadion Gelora Telaga, bagai impian menjadi kenyataan dengan terwujudnya pemekaran tersebut pada tanggal 16 Februari 2001, hari dilantiknya Pejabat Gubernur pertama Gorontalo. 

Sumber: foto pribadi. Patung Selamat Datang menarikan tarian Saronde
Nama merupakan hal yang sangat penting bagi kita, oleh karena itu sudah saatnya Hulondhalo yang merupakan nama asli Gorontalo dan pusaka warisan dari nenek moyang kembali dijaga dan dilestarikan. Gorontalo bukanlah nama sesungguhnya provinsi yang mendapatkan julukan sebagai “bayi ajaib” ini. Ada beberapa pendapat mengenai asal usul nama Gorontalo. “Hulontalangio”, nama salah satu kerajaan yang di singkat menjadi “Hulontalo”. Berasal dari “Hua Lolontalango”, yang artinya orang-orang gowa yang berjalan lalu lalang. Kemudian pendapat lain menyatakan berasal dari kata “Hulontalangi” yang artinya lebih mulia. Namun, hanya kata “Hulondhalo” yang masih hidup dalam keseharian masyarakat. Hanya karena penjajah mengalami kesulitan dalam mengucapkannya dengan mengatakan Horontalo yang jika ditulis menjadi Gorontalo. Kemudian daerah inipun di kenal Gorontalo.
Meski mendapatkan julukan sebagai “bayi ajaib” karena pertumbuhannya yang pesat, provinsi Gorontalo yang memiliki beberapa Kabupaten ini, tetap melakukan pembenahan di berbagai bidang. Salah satunya dengan cara memaksimalkan lahan sawah yang tersebar di Kabupaten Gorontalo. Luas lahan sekitar 13.400 hektar sawah produktif yang mampu menyerap tenaga kerja sekitar 90 ribu orang sehingga hal ini juga dapat menjadi solusi dari tingkat pengangguran yang ada.  Selain dalam bidang lapangan pekerjaan Provinsi Gorontalo juga meningkatkan bidang pendidikan, terbukti dengan pemberian beasiswa selama 12 tahun kepada putra-putri asli daerah yang setiap beberapa bulannya mendapatkan dana pendidikan sekitar Rp. 1.000.000,00, bahkan ada beasiswa pendidikan untuk beberapa perguruan tinggi di jawa yang telah melakukan kerja sama dengan Provinsi Gorontalo.
Gorontalo berbeda dengan daerah yang lain, dengan filosofinya adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah ini, memiliki berbagai potensi yang menarik untuk di kembangkan. Diantaranya adalah Sumber Daya Lautnya, letaknya yang berada di ujung utara menjadikan daerah ini diampit oleh dua horizon perairan terbuka yakni laut Sulawesi bagian utara dan bagian selatan terdapat Laut Maluku. Horizon pantai yang indah yang pernah mendapat julukan sebagai “Gerbang Mina Bahari”. Kekayaan pesisir dan laut Gorontalo mengandung berbagai sumber daya yang luar biasa, seperti; potensi hidrokarbon di Cekungan Teluk Tomini, bahan galian kwarsa yang bermuara di Teluk Tomini, serta berbagai sumber keindahan laut yang tak kalah dengan Bunaken yang berada di Manado, Sulawesi Utara. Selain kekayaan laut Gorontalo juga memiliki kekayaan di bidang perkebunan yakni Pisang pagata yang  merupakan tanaman asli dari daerah tropis, cocok dikembangkan di Gorontalo.
sumber: foto pribadi, pemandangan dari Pulau Saronde
Hulondhalo bukan kota kelahiranku, namun di tempat ini aku terlahirkan kembali. Hulondhalo lipu’u. Provinsi yang masih bersih dan asri ini memiliki berbagai potensi untuk terus di kembangkan. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang Olangiyo lo wato, wato lo olangiya, maka Hulondhalo dapat kembali jaya, mengingat Hulondhalo menjadi salah satu daerah yang pertama-tama merdeka sebelum Indonesia. Sekarang orang-orang tak banyak yang mengenal Hulondhalo, namun sepuluh tahun ke depan, tak ada lagi yang malu mengaku sebagai orang Hulondhalo. Torang smua ba sodara tho.