Anime Comments Pictures

Superman

Rabu, 07 Mei 2014

aku ingin bicara denganmu, wahai ujian nasional,,,

tahun ini aku tak lagi berjumpa denganmu,,, tak hanya tahun ini namun juga tahun-tahun berikutnya...
Tahun lalu, masih segar dalam ingatanku,,, persiapan diri untuk Ujian Nasional SMA 2013

maafkanlah aku wahai guru-guruku,, yang setiap bimbingan belajar maupun di kelas aku lah orang pertama yang mengeluh dan muak dengan soal-soal itu,,,
maafkan aku yang sering berada diperingkat bawah selama try out,, seolah aku tak peduli dengan Ujian Nasional. dan memang aku tak peduli....

bukan karena aku pintar, tapi karena aku bebal. aku bukanlah anak yang mudah diatur, harus duduk di ruangan dan mendengarkan. mengerjakan sesuai perintah...

wahai ibu bapak guru,,,
ketika aku duduk dibangku kelas tiga,, aku menangis hampir setiap hari....
ketika aku harus berangkat ke sekolah,, entah mengapa begitu berat kakiku melangkah, hingga akhirnya aku ketinggalan pesawat untuk kedua kalinya....

kepalaku seakan ingin pecah,,, dijejali soal-soal yang aku sendiri tidak tahu manfaatnya

setiap kali kita bertemu,, aku selalu menanyakan kabarmu,,,
hingga suatu hari seorang Umi (panggilan untuk ibu guru) mengatakan
"Saya sangat kecewa, untuk apa kalian memiliki nilai sempurna, kalau ternyata tidak berakhlak mulia?"

seolah-olah itu menjawab pertanyaanku selama ini, untuk apa sistem pendidikan berorientasi pada nilai? sedangkan karakter siswanya terabaikan,,,,

wahai bapak ibu guru,,,,
setiap hari sebisa ku, aku terus mengusik agar bapak ibu guru menceritakan petualangan - petualangan hebat yang pernah dilalui,,,
karena aku menyadari bahwa bukan soal ujian nasional yang membuatku mendapat petunjuk untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan,,, melainkan cerita dari pengalamanmu yang membuatku sadar arah jalan pulang,,,

Bukan nilai yang membuatku mengingat semua tentang mu,, namun pelajaran kehidupan yang engkau tanamkan pada jiwa kami,,,

aku masih lupa soal pertama ujian nasional SMA, tapi aku ingat sedikit wejengan bapak ibu,,,
saat SMA, ada seorang guru yang mengajarkan arti keikhlasan dengan memberi sekoin setiap hari kepada yang membutuhkan dengan filosofi "Ketika aku harus kehilangan yang lebih besar aku tidak apa-apa,, karena aku telah terbiasa"
ada yang mengatakan "Pikirkanlah terlebih dahulu, sebelum kalian menulis di jejaring sosial"
ada pula yang mengajarkan "Ketika engkau ingin dunia mengejarmu, kejarlah akhirat, maka dunia akan mengejarmu"

ketika di SMP, "Saya suka kalian yang telah berwirausaha sejak muda, karena kalian tahu betapa besarnya risiko hidup diluar sana, dan kalian belajar mengatasinya."
"ketika orang lain menganggap mustahil, percayalah ada kekuatan dari Tuhan yang mampu menjadikannya mungkin."

ketika di SD, "siapapun kalian, darimanapun asal kalian, kalian pasti bisa meraih cita-cita kalian. asal kalian mau belajar dan belajar."
"Kalau kalian tidak lupa pakai baju, maka sudah seharusnya kalian tidak lupa untuk menuntut ilmu."

untukmu ujian nasional,,, mereka bilang engkau untuk menyetarakan pendidikan Indonesia. dari Pulau We hingga Papua. tak kenal dari mana mereka, tak tahu apakah mereka telah sarapan?

engkau sedot ratusan juta uang negara agar engkau tetap bertahan hidup. namun berapa banyak "hanya" karena kau, anak bangsa ini harus mengakhiri hidupnya, meneteskan air mata, menanggung rasa malu, tertekan,, dan ketakutan...

siapa tahu, mereka yang pergi karna kau, adalah mereka yang menyimpan rahasia dunia dalam bidang kedokteran, maupun lainnya? setega itukah dirimu?

wahai ujian nasional, tahun 2013 lalu,, untuk wilayah Indonesia Tengah terjadi keterlambatan distribusi, hingga terjadi penundaan Ujian Nasional. tak berhenti disitu, beberapa sekolah harus menggunakan lembar hasil fotokopian. apakah itu yang kau setarakan, wahai ujian nasional?

terlintaskah dalam benakmu,, berapa banyak guru yang khawatir dengan peserta didiknya,, hanya karena dirimu. peserta didiknya adalah anak-anak yang luar biasa, harus menyeberangi sungai, naik turun bukit, berjalan belasan kilometer, belum sarapan. dan mereka semua kau paksa memerhatikanmu,,,

sempatkah sedetik dari hidupmu, engkau perhatikan mereka??

wahai ujian nasional,,, tahukah engkau bagaimana perasaan anak dari guru-guru itu? sebagaian besar waktu ayah dan ibunya dihabiskan untuk mengajar agar anak didiknya berhasil meraih masa depan yang baik... tahukah engkau sebagian dari anak-anak guru baik yang mengajar maupun mengawas adalah balita yang selalu rindu timangan ayah dan ibunya, rindu air sehat dari ibunya,,,,

tahukah engkau,, berapa banyak anak-anak guru itu, ingin duduk disamping ayah dan ibunya untuk diajari PR sekolah,,, namun, mereka terlalu letih mengajar, mengurusi rumah,, hingga terkadang anak-anak itu harus berjuang sendirian keluar dari kesulitannya....

wahai ujian nasional,,,, apakah engkau mampu menjadi jawaban dari permasalahan pendidikan negri ini? mampu mencegah tawuran, perkelahian antar pelajar, pencurian yang melibatkan pelajar? bisakah engkau menampung jiwa seni kami?

bagaimana engkau menyebut dirimu menyetarakan pendidikan negri ini, jika engkau hanya menjadi wadah bagi mereka yang menyukai matematika, bahasa indonesia, bahasa inggris, kimia, geografi, fisika, ekonomi, sosiologi, biologi??

tidakkah sedih dirimu ketika seorang siswa bertanya kepada gurunya seperti ini
"Bu Guru, saya di masa depan ingin menjadi pelukis. dan saya rasa saya tidak perlu memelajari peluang matematika seperti ini, toh di masa depan saya tidak pakai. jadi buat apa saya belajar?"

gurunya menjawab. "Agar kamu kompeten"

wahai ujian nasional,,, kata orang terjadi kecurangan pada dirimu,,,, siapakah sebenarnya dirimu itu?engkau bilang engkau ingin menyetarakan pendidikan, engkau gemborkan pendidikan karakter,, tapi kau terbitkan kecurangan,,,,

aku ingin bertemu dirimu, andaikan kau tidak sempat saking sibuknya,,, bacalah curahan hati ini,,,

terima kasih untuk seluruh guru kehidupanku,,,
setiap pohon akan tetap kokoh tidak melarikan diri meskipun badai menghadang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar