Setiap ada seseorang menyebut Gorontalo, jiwaku merasa terpanggil, aku merasa bagian di dalamnya.
Tahun 1889, Gorontalo di jajah oleh Belanda dan di sebut sebagai
Rechtatreeks Bestuur. Gorontalo merupakan salah satu daerah yang terlebih
dahulu merasakan kemerdekaannya sebelum Indonesia, di bawah kepemimpinan Nani
Wartabone, yakni pada 23 Januari 1942. Namun baru pada 22 Desember tahun 2000
pemerintah pusat memutuskan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Gorontalo. Provinsi Gorontalo resmi berdiri dengan
dilantiknya Drs. Tursandi Alwi, S.H., M.M. sebagai Pejabat Gubernur. Awalnya
pemekaran ini hanya sebuah ide yang di deklarasikan pada 23 Januari 2000 di
Stadion Gelora Telaga, bagai impian menjadi kenyataan dengan terwujudnya
pemekaran tersebut pada tanggal 16 Februari 2001, hari dilantiknya Pejabat
Gubernur pertama Gorontalo.
Nama merupakan hal yang sangat penting bagi kita, oleh karena itu sudah saatnya
Hulondhalo yang merupakan nama asli Gorontalo dan pusaka warisan dari nenek moyang kembali dijaga dan
dilestarikan. Gorontalo bukanlah nama sesungguhnya provinsi yang
mendapatkan julukan sebagai “bayi ajaib” ini. Ada beberapa pendapat mengenai
asal usul nama Gorontalo. “Hulontalangio”, nama salah satu kerajaan yang di
singkat menjadi “Hulontalo”. Berasal dari “Hua Lolontalango”, yang artinya
orang-orang gowa yang berjalan lalu lalang. Kemudian pendapat lain menyatakan
berasal dari kata “Hulontalangi” yang artinya lebih mulia. Namun, hanya kata
“Hulondhalo” yang masih hidup dalam keseharian masyarakat. Hanya karena
penjajah mengalami kesulitan dalam mengucapkannya dengan mengatakan Horontalo
yang jika ditulis menjadi Gorontalo. Kemudian daerah inipun di kenal Gorontalo.
Meski mendapatkan julukan sebagai “bayi ajaib” karena pertumbuhannya yang pesat, provinsi Gorontalo yang
memiliki beberapa Kabupaten ini, tetap melakukan pembenahan di berbagai bidang.
Salah satunya dengan cara memaksimalkan lahan sawah yang tersebar di Kabupaten
Gorontalo. Luas lahan sekitar 13.400 hektar sawah produktif yang mampu menyerap
tenaga kerja sekitar 90 ribu orang sehingga hal ini juga dapat menjadi solusi
dari tingkat pengangguran yang ada.
Selain dalam bidang lapangan pekerjaan Provinsi Gorontalo juga
meningkatkan bidang pendidikan, terbukti dengan pemberian beasiswa selama 12
tahun kepada putra-putri asli daerah yang setiap beberapa bulannya mendapatkan dana
pendidikan sekitar Rp. 1.000.000,00, bahkan ada beasiswa pendidikan untuk
beberapa perguruan tinggi di jawa yang telah melakukan kerja sama dengan
Provinsi Gorontalo.
Gorontalo berbeda dengan daerah yang lain, dengan filosofinya adat
bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah ini, memiliki berbagai potensi
yang menarik untuk di kembangkan. Diantaranya adalah Sumber Daya Lautnya,
letaknya yang berada di ujung utara menjadikan daerah ini diampit oleh dua
horizon perairan terbuka yakni laut Sulawesi bagian utara dan bagian selatan
terdapat Laut Maluku. Horizon pantai yang indah yang pernah mendapat julukan
sebagai “Gerbang Mina Bahari”. Kekayaan pesisir dan laut Gorontalo mengandung
berbagai sumber daya yang luar biasa, seperti; potensi hidrokarbon di Cekungan
Teluk Tomini, bahan galian kwarsa yang bermuara di Teluk Tomini, serta berbagai
sumber keindahan laut yang tak kalah dengan Bunaken yang berada di Manado,
Sulawesi Utara. Selain kekayaan laut Gorontalo juga memiliki kekayaan di bidang
perkebunan yakni Pisang pagata yang
merupakan tanaman asli dari daerah tropis, cocok dikembangkan di
Gorontalo.
sumber: foto pribadi, pemandangan dari Pulau Saronde
sumber: foto pribadi, pemandangan dari Pulau Saronde
Hulondhalo bukan kota kelahiranku, namun di tempat ini aku terlahirkan
kembali. Hulondhalo lipu’u. Provinsi yang masih bersih dan asri ini memiliki
berbagai potensi untuk terus di kembangkan. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
Olangiyo lo wato, wato lo olangiya, maka Hulondhalo dapat kembali jaya,
mengingat Hulondhalo menjadi salah satu daerah yang pertama-tama merdeka
sebelum Indonesia. Sekarang orang-orang tak banyak yang mengenal Hulondhalo, namun sepuluh
tahun ke depan, tak ada lagi yang malu mengaku sebagai orang Hulondhalo. Torang
smua ba sodara tho.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar